Ditulis oleh : dr. Idrianti Idrus Sp.KK Setelah divonis positif COVID-19, Bapak langsung masuk ke ruang isolasi RS Unhas ditemani dengan belahan hatinya Ibu saya. Banyak orang orang baik memberikan suplemen, kurma ajwa, madu herbal dan jamu racikan seorang dokter, termasuk adik-adik bapak yang langsung ke Makassar membawakan suplemen. Hari kedua atau hari ketiga Bapak di ruang isolasi, saya ditelepon oleh sahabat beliau dr. Murni Sp.B dan menyarankan agar Bapak diberikan minyak kayu putih. FYI, ibu saya memang pecinta minyak kayu put…
Bagi siapa pun yang sadar lingkungan, pasti selama ini meresahkan budaya kantong plastik yang digunakan di toko-toko dan supermarket. Setiap kali seseorang membeli buah-buahan dan sayuran atau membawa pulang barang-barang mereka, maka itu akan dibawa dalam plastik. Sebagian besar ini berakhir ditempat pembuangan sampah atau ditemukan di laut. Plastik adalah salah satu produk yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan, mungkin, salah satu yang paling merusak lingkungan. Meskipun memiliki berbagai tujuan dan mudah digunakan, dampakny…
Di sungai Jeneberang perbatasan kota Makassar dan Gowa ini, aktivitas angkutan sungai tradisional ternyata masih berlangsung dengan baik. Operasionalnya tidak pernah sepi padahal tak jauh dari lokasi penyeberangan ini terdapat jembatan yang menghubungkan antara Makassar, Gowa dan Takalar. Warga mengakui bahwa waktu mereka jauh lebih cepat jika menggunakan fasilitas penyeberangan ini jika menuju ke kota Makassar dibanding menggunakan jembatan, karena mereka harus memutar jauh melalui kota Gowa. Di Desa Taeng, terdapat 6 titik p…
Sekian tahun saya kembali menginjakkan kaki di terminal utama kota Makassar ini. Dulunya memang kumuh, semrawut dan jorok, sekarang... Eh masih tetap ji begitu. Padahal fasilitasnya sudah dibenahi berkali kali. Aneh. Saya pun bisa masuk terminal ini, juga dengan cara yang aneh. Awalnya bus yg saya tumpangi masuk areanya, kemudian saya dan teman diminta turun dari bus. Kita lalu diarahkan ke ruang tunggu dan wajib membayar tiket masuk, Rp. 1000/org. Dalam ruang tunggu, kernet bus sdh menunggu dan belum apa apa, kita diarahkan kembali ma…
Homestay atau rumah singgah ini berada di Salurante, nama sebuah desa di tengah lembah pegunungan Rongkong Luwu Utara. Saya tidak sangka jika ada fasilitas seperti itu tersedia ditempat yang sangat terpencil. Meski sederhana, lingkungan sekitarnya menampilkan keindahan alam yang luar biasa mempesona. Selain pemandangan eksotik, di Salurante inilah terdapat tradisi tenun kain tradisional tertua khas Rongkong yang bahan pewarnanya dibuat khusus dari tumbuh tumbuhan. Kita bisa transaksi langsung buat mendapatkan karya seni warga itu. …
Di Luwu Utara khususnya Dusun Salurante Desa Rinding Allo Kecamatan Rongkong, menenun masih menjadi salah satu cara merawat tradisi leluhurnya. Motif tenunnya khas dan abstrak, sarat makna persaudaraan. Pertama kali saya lihat, rasa rasanya mirip kebudayaan Indian di Amerika dan suku Dayak Asia Tenggara. Tenun Rongkong merupakan identitas kejayaan peradaban Luwu di masa lampau. Siti Nurma, salah satu dari sedikit penenun tradisional Rongkong, mengakui bahwa tradisi tenun Rongkong sudah nyaris punah ditempat asalnya. Generasinya sudah ha…