Video Eksklusif: Tambak Mati menjadi Produktif tanpa Pupuk Kimia dan Kincir Buatan




Kabupaten Barru pada tahun 80-90-an dikenal sebagai salah satu daerah penghasil udang Windu terbesar di Sulawesi Selatan. Sejak awal tahun 2000, tingkat produksinya mulai menurun dan pada akhirnya hilang sama sekali.
Produksi udang Windu kini hanya bisa ditemukan di daerah tetangganya yaitu Pangkep, itu pun dalam jumlah terbatas dengan harga yang sangat mahal.
Sebagian besar peneliti lingkungan menyimpulkan, hilangnya usaha tambak udang di pesisir Sulawesi Selatan diakibatkan penggunaan bahan kimia besar-besaran selama puluhan tahun. Sama dengan daerah di Indonesia pada umumnya, semua wilayah budi daya udang sudah mengalami kondisi rusak parah.
Tim peneliti dari komunitas Indonesia Hijau bekerjasama dengan ahli RS Pendidikan Unhas, baru-baru ini sukses menemukan sebuah formula pengolahan tambak secara alami dan ramah lingkungan. Mereka melakukan eksperimen pada sebuah tambak yang sudah tidak produktif lagi di wilayah Takkalasi kabupaten Barru.
Selama 5 bulan, hasilnya sesuai dengan harapan. Udang Windu yang selama ini dianggap sudah tidak bisa lagi hidup di wilayah Barru bisa kembali, bahkan lebih sehat. Pemilik tambak, Andi Sumandar dibuat takjub karena udang bisa berkembang biak dengan baik tanpa penggunaan pakan dan kincir air.
Penanggungjawab penelitian, dr. Idar Mappangara yang berkunjung langsung ke lokasi menjadi optimis dengan hasil penelitian tersebut. Hal ini sejalan dengan program pangan sehat yang baru saja digulirkan di RS Pendidikan unhas. Ia menjelaskan, akan melakukan penelitian intensif untuk mengetahui kandungan gizi dan mineralnya. Apabila hasil pemeriksaan sesuai dengan standar pangan sehat yang sudah ditetapkan, maka rencana pengembangannya akan ditingkatkan untuk memenuhi standar penanganan nutrisi di Rumah Sakit.


Post a Comment

0 Comments