Sejak
abad XIV, kabupaten Enrekang dikenal dengan nama MASSENREMPULU yang artinya
daerah pinggiran gunung atau menyusur gunung. Sebutan Enrekang berasal dari
kata ENDEG yang artinya NAIK DARI atau PANJAT merupakan asal mulanya sebutan
ENDEKAN.
Sedangkan
versi lain mengatakan bahwa kata ENREKANG berasal dari bahasa Bugis yang
berarti daerah pegunungan. Penamaan itu lantaran lokasi kabupaten Enrekang ±
85 % dari seluruh luas wilayah dikelilingi oleh gunung dan bukit yang
membentang di sepanjang wilayah kabupaten Enrekang dengan luas wilayah ±
1.786.01 Km².
Penduduk
Enrekang mayoritas adalah orang Tana Duri. Dalam sejarah dan hikayatnya, Tana
Duri berasal dari kisah tentang keturunan salah seorang Arung Bamba Puang yang
bernama Pacancang di Rura. Saat Puang Pacancang telah merasa sudah sangat
berumur, sementara ia hanya memiliki anak tunggal perempuan bernama PUANG
MALLULUNGAN. Ia mulai berpikir bagaimana caranya agar kepemimpinannya di Bamba
Puang tidak terlepas dari keturunannya.
Maka ia pun berupaya mencarikan jodoh anaknya yang sepadan karena kelak
menantunya yang akan menggantikan posisinya mengingat anak tunggalnya adalah
perempuan. Diutuslah beberapa orang untuk mencari jodoh yang layak. Ternyata
banyak putra raja yg datang bahkan hampir semua masih kerabatnya karena semua
keturunan WELLANG LANGI yang tersebar di berbagai Kerajaan sekitarnya. Karena
banyak yang ingin menjadi menantunya maka Arung Bamba Puang Bingung dan
akhirnya memutuskan untuk melakukan ADU PAKE ( perang tanding ilmu kanuragan).
Saat
akan dimulai adu pake maka datanglah seorang melaporkan tentang sebuah
kejadian aneh di mana salah seorang yang akan ikut dalam sayembara adalah seseorang misterius bernama
Puang Salumbun yang datang dari arah timur. Dikabarkan bahwa ia keluar dari dalam sebuah
pohon CENAK DURI. Mendengar akan keajaiban kemunculan Puang Salumbun maka semua
peserta adu pake mengundurkan diri karena segan dan kuatir.
Akhirnya
yang berhak menjadi suami dari PUANG MALLULUNGAN adalah PUANG SALUMBUN. Singkat
cerita, di saat Arung Bamba Puang meninggal maka yg menggantikan beliau adalah
Puang Salumbun.
Ketika
Puang Salumbun jadi Arung maka SALASSA( istana arung/raja) pun dibangun di area
tumbuhnya pohon Cenak Duri tempat puang salumbun muncul yaitu di sekitar MALUA,
(sekarang Kec. Malua). Selaku Arung, Puang salumbun dikenal sangat pemberani,
cerdas, bijaksana dan mengayomi. Seluruh rakyat yang hidup di daerahnya saat
itu sangat mencintai pemimpinnya dan memberinya gelar ARUNG I CENAK DURI atau
disingkat Arung Duri.
Mereka
pun mengindentifikasi diri dan keturunan mereka sebagai pengikut Arung i Duri
serta menamakan kampung mereka sebagai Tanah Duri, untuk memastikan wilayah
kekuasaan Arung Duri adalah TANA DURI. Nama yang diambil dari nama pohon tempat
keluarnya Puang Salumbun yaitu pohon Cenak Duri.
Pohon
Cenak Duri adalah tumbuhan jenis Rumput namun mirip pohon Bonsai. Orang jaman
dahulu meyakini bahwa tumbuhan tersebut dahulu kala berjenis Pohon. Buktinya
adalah sampai sekarang masih ada satu tiang rumah adat di KALUPINI yang di
yakini dari batang pohon cenak duri.
Puang
Salumbun adalah Arung Pertama di Malepong Bulan Tana Duri yang sebelumnya
dikenal sebagai Malepong Bulanna to Manurung Bamba Puang. Ada 7 Arung ke bawah
hingga terbentuknya TALLU BATU PAPAN di mana saat pemerintahan Arung Ke VII
Tana Duri membagi Tiga Wilayah Duri terhadap ketiga anaknya yang dikenal dengan
istilah Tallu Batu Papan yaitu BUNTU BATU, MALUA DAN ALLA.
(dikutip
dari catatan Aii Zhiier Sinaja Kondongan)
1 Comments
Tanah kelahiran ku
ReplyDelete