![]() |
| Foto : merahputih.com |
Tradisi Duel di Sulawesi Selatan ini termasuk unik karena mengadu kekuatan dan ketahanan kaki atau betis dengan cara saling menendang. Tradisi duel yang dikenal sebagai tradisi Malanca, adalah tradisi masyarakat turun-temurun di Sulawesi Selatan yang dilakukan setiap tahun setelah panen sebagai ekspresi kegembiraan dan pesta syukur.
Tradisi Malanca atau Mapalanca dilakukan dengan mengadu kekuatan kaki dengan saling menendang. Setiap pria muda dan tua menunjukkan kekuatan mereka secara bergantian dengan anak sapi mereka di arena.
Seperti di dusun Paroto Samaelo, kecamatan Barebbo Bone, Sulawesi Selatan, di mana para petani masih melestarikan tradisi ini. Meskipun terkesan anarkis, tradisi ini selalu disambut dengan penuh sukacita dan kegembiraan oleh masyarakat setempat.
Lokasi pertunjukan tradisi Malanca dilakukan di area yang telah dipanen padinya. Ratusan orang berbondong-bondong datang sementara para ibu membawa makanan untuk dimakan sebagai tanda dimulainya acara.
Sebelum makanan disajikan kepada ratusan peserta Malanca, terlebih dahulu diadakan ritual penyelamatan oleh pemimpin agama setempat. Setelah ritual penyelamatan, warga ramai makan bersama.
Setelah acara makan bersama, warga kemudian berkumpul dalam lingkaran di lahan kosong tempat pertarungan arena Malanca akan diadakan. Satu per satu, peserta secara bergantian memasuki lingkaran untuk menunjukkan kekuatan betisnya. Beberapa peserta mengalami rasa sakit karena keseleo dan bahkan terpental, tetapi hal itu telah menjadi hal biasa dan menjadi sarana hiburan.
Beberapa daerah di Sulawesi Selatan masih melestarikan tradisi turun-temurun di mana setiap tahun sebelum atau sesudah panen, masih dapat ditemukan. Dalam tradisi ini, masyarakat pada dasarnya menyatukan kegembiraan, sukacita, dan mengungkapkannya sebagai tanda syukur kepada penguasa alam.

0 Comments