Hati-hati! Sapi Pemakan Sampah Beredar di Makassar



Pesatnya laju pertumbuhan kota Makassar menyebabkan perluasan fungsi lahan semakin bertambah tiap tahun hingga ke pinggiran kota. Tamangapa, Antang, salah satu wilayah pinggiran kota yang selama ini dikenal warga Makassar sebagai lokasi pembuangan sampah (TPA) kota, kini telah menyatu dengan ribuan ternak sapi yang dikembangkan warga setempat. 

Minimnya lahan untuk peternakan ideal serta penataan ruang TPA yang semrawut mengakibatkan sampah yang menggunung dikawasan itu malah dijadikan warga sebagai tempat makan bagi ribuan sapi. Dilansir di situs liputan6.com, Kepala UPTD TPA Tamangapa Antang, Sakka Saleh, mengaku tak kuasa menahan ribuan ekor sapi yang setiap hari datang dari berbagai penjuru mencari makan di TPA tersebut.





Perkembangan kota yang terus meluas memaksa warga menggembalakan ternaknya dikawasan TPA itu sehingga sapi-sapi mereka bukan lagi mengkonsumsi rumput tapi sampah. Padahal ternak sapi yang ada di Tamangapa ini merupakan stok ternak yang setiap waktu dijual untuk kebutuhan pasar di kota Makassar. Penjualan besar-besaran terjadi terutama pada hari raya seperti Hari Raya Kurban.

Berdasarkan penelitian sejak fenomena sapi pemakan sampah marak di kota-kota besar di Indonesia. Kualitas daging sapi pemakan sampah ditemukan mengandung 1,7 part per million (ppm) hingga 17 ppm kadar timbal. Sedang BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sudah mengeluarkan peraturan ambang batas bagi kandungan timbal dalam daging hanya 1,0 ppm. 

Dinas Kesehatan sudah mengeluarkan pernyataan bahwa sapi pemakan sampah sangat berbahaya bila dikonsumsi. Beberapa penyakit berbahaya yang bisa ditimbulkan antara lain anemia, gangguan pada berbagai organ tubuh dan penurunan kecerdasan. Anak-anak merupakan golongan yang berisiko tinggi keracunan jika mengkonsumsi daging sapi pemakan sampah.

Post a Comment

0 Comments