Peninggalan kebudayaan zaman megalitikum (batu besar) tertua di Indonesia bisa dijumpai di kawasan Lore Lindu, sebuah cagar budaya berbentuk Taman Nasional yang terdaftar sebagai kekayaan biosfer dunia. Cagar budaya ini terletak di daerah Sulawesi Tengah yang berdekatan dengan Danau Poso. Taman Nasional ini menyimpan kekayaan megalitikum yang luar biasa menakjubkan. Kawasannya menyimpan misteri sejarah jalur migrasi leluhur Austronesia yang secara teoritis masuk ke wilayah Nusantara melalui jalur utara wilayah Sulawesi. Austronesia diketahui adalah salah satu moyang bangsa Indonesia.
Peninggalan zaman megalitik Lore Lindu diperkirakan tersebar luas lebih dari 200 ribu hektar, mulai dari Kabupaten Poso hingga Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kawasan ini memiliki karakter vegetasi hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan. kawasan Cagar Budaya Lore-Lindu di Sulawesi Tengah, di mana telah ditemukan antara 67 hingga 83 situs. Hasil uji pertanggalan karbon peninggalan megalitikum yang tersebar di kawasan Lore menunjukkan usia kebudayaan ini berada di kisaran 2.000 tahun sebelum masehi. Bukti salah satu temuan prasejarah tertua di Indonesia.
Hasil penelitian berdasarkan temuan tulang-tulang rangka manusia di salah satu kubur tempayan di situs Wineki, Lembah Behoa mengungkapkan sisa-sisa peninggalan tersebut diperkirakan berusia sekitar 2351-1416 sebelum masehi yang kemudian punah pada sekitar tahun 1452-1527 masehi.
Di Kabupaten Sigi, kawasan yang mempunyai persebaran megalitik dikenal dengan nama Lindu, sedangkan di Kabupaten Poso terkenal dengan kawasan Lore di mana terdapat tiga lembah yang memiliki persebarannya, yaitu Lembah Napu, Lembah Behoa dan Lembah Bada. Keunikan situs megalitikum ini berbentuk sebuah kampung. Para pengunjung dapat menemukan alat-alat rumah tangga yang terbuat dari batu raksasa, kuburan, dan rumah manusia pada masa neolitikum di era zaman logam.
Situs megalitik di Taman Nasional Lore Lindu ini berjumlah ratusan, namun belum semuanya bisa terpetakan. Salah satu yang dapat diakses yaitu situs Pokekea dan Tadulako, sementara itu ratusan lainnya masih menjadi misteri di kedalaman hutan Lore Lindu.
Di sekitar Lembah Behoa, situs megalitiknya diperkirakan sebagai peninggalan prasejarah yang merujuk tidak adanya bukti tulisan atau prasasti yang terpahat pada batu atau benda-benda lainnya. Hal mengejutkan pada situs Tadulako yaitu terdapat rumah, gerabah, hingga kuburan batu yang masih lengkap dengan tutupnya, kemudian terdapat pula patung-patung yang diduga digunakan sebagai sarana ritual pemujaan.
Situs kawasan cagar budaya Lore Lindu dipersiapkan untuk diajukan ke United Nations Educational, Scinetific, and Cultural Organization (UNESCO) agar menjadi warisan dunia. Zakaria Kasimin Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo yang menangani wilayah Sulawesi menargetkan sedikitnya lima tahun kawasan cagar budaya ini siap dicalonkan untuk masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia yang terdapat di Indonesia.
0 Comments