Napak Tilas Perahu Padewakang dari Makassar ke Benua Australia

Kapal Padewakang yang dinamai Nur Al Marege ini adalah generasi “Hati Marege” yang sudah lebih dulu melakukan napak tilas pelayaran Makassar-Aussie tahun 1987. Nur Al Marege akan kembali melakukan napak tilas pelayaran tanpa mesin ke Aussie. Hanya menggunakan layar dan memanfaatkan kekuatan angin seperti para pelaut ulung Tanah Makassar Abad ke 17.
Perahu Padewakang tercatat sebagai nama perahu asal Sulawesi setidaknya abad ke-17. Padewakang, digunakan para pelaut Indonesia dalam mengeksplorasi kawasan Australia pada abad 17-18 khususnya orang Makassar, yang digunakan untuk mencari teripang.
Antropolog Maritim, Horst H Liebner. Mengatakan sebelum kedatangan Kapten James Cook di Australia Timur pada 1770 masehi, pelaut Sulawesi sudah lebih dulu datang ke Australia.
“Tujuh puluh tahun sebelum James Cook, pelaut Sulawesi sudah lebih dulu ke Australia. ujar Tenaga Ahli Kemenko Maritim RI ini.
Pelayaran napak tilas perahu layar padewakang dari Makassar ke Australia rencananya akan dimulai pada 6 atau 7 Desember mendatang. Dan tidak menggunakan mesin, namun hanya mengandalkan angin karena hanya memakai layar. Sehingga untuk sampai ke Darwin diperkirakan memakan waktu satu bulan lamanya atau pun lebih.
Dalam pelayaran ini sebanyak 12 orang yang akan ikut, diantaranya Horst H Liebner dan Pemerhati Kemaritiman dan Kebudayaan Mandar, Muhammad Ridwan Alimuddin, yang pernah terlibat pada pembuatan perahu padewakang yang dipamerkan di Pameran Kingdom of The Sea Archipelago di Museum La Boveire di kota Liege, Belgia. Serta pelaut dari Mandar dan nelayan dari Galesong, Takalar. Juga, Guswan Gunawan yang sukses melayarkan perahu Sandeq dari Makassar ke Darwin 2011 silam bersama rekannya saat masih mahasiswa, dan Rofinus Monteiro yang pernah melayarkan Sandeq seorang diri selama satu bulan dari Pambusuang ke Jakarta.
Perahu kuno yang berukuran 14,5 x 4,2 meter dengan tinggi 2 meter ini dibuat di Tana Beru, Kecamatan Bonto Bahari Bulukumba, Sulawesi Selatan di buat pada bulan juni lalu dan selesai pada pertengahan November.
Uniknya layar yang digunakan, layar karoroq yang dibuat dengan cara di tenun di Kampung Lanu, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat.






Selain tanpa mesin, adalah isi dan perkakas yang digunakan semua berasal dari bahan-bahan tradisional dan alami. Mulai dari gelas dr batok kelapa, dapur dari dari tanah liat (termasuk tempat menanak nasi), dinding sekat dan lantai kamar dari bambu, hingga layar kapal yang dipesan khusus dari Mandar. Bisa dipastikan Semua perkakas tanpa bahan Plastik.
sumber : Muhammad Ridwan Alimuddin

Post a Comment

0 Comments