Festival Pulau Makassar di Bau-bau Sulawesi Tenggara

Agenda pariwisata nasional yang penuh dengan warna pariwisata nusantara semakin gencar direalisasikan. Kali ini salah satu perhelatannya bernama Festival Pulau Makassar (FPM) 2016 digelar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Kota Bau-bau terkenal memiliki situs bangunan benteng yang konon terbesar, terpanjang, dan terluas di dunia, peninggalan zaman perang masa kolonial.
Perhelatan Festival Pulau Makassar dilaksanakan pada  20-21 Agustus 2016 menampilkan kekuatan tradisi budaya dan potensi alam Pulau Makassar yang menjadi salah satu destinasi unggulan wisata bahari di Kota Baubau.
Pelaksanaan Festival Pulau Makassar (FPM) 2016 dipusatkan di Pulau Makasar, Kelurahan Sukanayo dan Liwuto Kecamatan Kokalukuna dan melibatkan masyarakat bersama Lurah dan Camat setempat, dengan satuan kerja perangkat daerah untuk menyukseskan kegiatan berskala nasional ini. Even Budaya FPM 2016 didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan sudah ditetapkan menjadi kalender nasional tahunan.

Seluruh warga telah memasang berbagai pernak pernik dan lampion di sepanjang jalan di kota Baubau, termasuk kuliner khas Sultra dan minuman kopi khas. Seluruh home stay juga sudah disiapkan karena jumlah hotel dikota Bau-bau dipastikan tidak akan cukup untuk menampung jumlah pengunjung yang diperkirakan membludak.
Pulau Makassar dikaruniai pemandangan alam bawah laut yang menakjubkan, terumbu karangnya sejak dulu telah menjadi incaran para penggemar “diving” untuk dinikmati secara visual. Warga setempat pun setiap hari memanfaatkan kekayaan Pulau Makassar berupa ikan dan hasil laut melimpah lainnya yang dihasilkan dari pulau tersebut.
FPM 2016 tidak bisa lepas dari ritual tradisi masyarakat setempat yaitu ‘Tuturangiana Andala’ atau memberi sesajen di tengah laut. Ini merupakan tradisi persembahan kepada penguasa alam pada empat penjuru mata angin yang tujuannya agar rezeki melimpah dan marabahaya menjauh dari nelayan. Tradisi itu biasanya disertai dengan kurban berupa kepala kambing sebagai sesajen.
Pulau Makassar yang kerap disingkat dengan ‘Puma’ tengah dipersiapkan sebagai tujuan wisata bahari, karena daerah yang terletak di pesisir kota Baubau ini memiliki nilai jual yang tinggi baik di permukaan laut maupun bawah lautnya.
Nama ‘Pulau Makassar’ sendiri mungkin menimbulkan kebingungan bagi wisatawan yang baru mendengarnya. Ada beberapa versi yang melatari pemberian nama tersebut. Salah satu versinya menyebutkan bahwa pulau ini dahulunya dihibahkan oleh Sultan Buton kepada para bangsawan Bone (Makassar) penentang kerajaan Gowa.
Perjalanan dari Kota Baubau ke Pulau Makassar tidak sampai setengah jam dengan ojek laut yang disebut ‘jerangka’ atau perahu mesin tempel. Di sepanjang perjalanan, wisatawan dapat menyaksikan pemandangan alam yang eksotik dengan air laut yang jernih. (Sharben Sukatanya)
Sumber : Kementerian Pariwisata

Post a Comment

0 Comments