MENGINTIP INDUSTRI KAPAL KAYU DI PUNAGA SULAWESI BARAT


Desa Punaga Baqba Toa, adalah salah satu dari wilayah industri perahu dan kapal kayu tradisional di Polewali Mandar (Polman) Sulawesi Barat. Desa punaga secara administratif berada dalam wilayah Laliko Kecamatan Campalagian, sekitar 30 kilometer dari kota Polman.

Warga desa Punaga yang mayoritas nelayan juga berprofesi sebagai pembuat perahu. Mereka masih setia melestarikan keahlian tradisi leluhur mereka dalam membuat kapal kayu. Ukuran produksi kapalnya bervariasi, mulai dari panjang 15 meter hingga 40 meter. Selain kapal kayu, tradisi pembuatan perahu suku Mandar yakni Sandeq juga masih lestari di desa ini.

Kendati proses pengerjaan kapal dilakukan dengan cara tradisional, namun pesanan dan permintaan pembuatan kapal di desa ini terbilang cukup tinggi. Pemesanannya banyak berdatangan dari luar daerah seperti Sulawesi Selatan dan tenggara. 

Lingkungan desa Punaga merupakan kawasan pesisir dengan pantai alami yang dipenuhi pohon bakau. Diantara lebatnya pohon bakau sepanjang pantai, terdapat banyak celah berupa terusan ke laut untuk jalur keluar kapal yang sudah di produksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat kerajinan industri kapal tradisional desa Punaga masih sangat produktif.

Seperti umumnya yang terjadi pada daerah lainnya di Sulawesi Barat, industri pembuatan kapal di desa Punaga belum mendapat perhatian yang layak dari pemerintah setempat, kendati potensi industri perahu dan kapal kayunya sangat besar membuka lapangan kerja. 

Meski demikian, warga desa tetap mengerjakan pesanan kapal dengan cara tradisional dan menggunakan peralatan yang seadanya. Satu-satunya fasilitas yang diapresiasi warga setempat adalah infrastruktur jalan yang sudah memadai hingga ke pelosok desa.

Pada musim dan waktu tertentu, kawasan pantai di desa Punaga seringkali dibanjiri limbah kayu yang hanyut dari laut lepas. Jenis dan ukuran kayu yang terdampar itu bermacam-macam, bahkan banyak yang ditemukan dalam bentuk gelondongan. Warga menganggapanya sebagai berkah alam dan memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari.

Post a Comment

0 Comments