Perahu Kuno Khas Sulselbar kembali Muncul di Eropa


Selama empat bulan mulai Oktober 2017, negara-negara di Eropa akan disuguhi keindahan keragaman budaya Indonesia dalam acara dua tahunan yang dijuluki Europalia Arts Festival 2017.

Dilansir di the Jakarta Post, 460 seniman dari berbagai wilayah di Indonesia berkumpul untuk menampilkan acara budaya sebanyak 228 festival, termasuk 69 pertunjukan tarian dan teater, 71 pertunjukan musik, 36 literatur karya, 38 karya film dan 14 jenis pameran.

Festival seni Europalia adalah sebuah platform untuk menyajikan seni kontemporer dan tradisional diantaranya budaya Indonesia. Indonesia dikatakan sebagai negara Asia keempat dan yang pertama di Asia Tenggara menjadi tamu kehormatan Europalia yang diselenggarakan sejak tahun 1969.

Sebagai tamu kehormatan dalam acara Europalia, Indonesia memamerkan salah satu kekayaan maritim Nusantara yakni perahu kuno bernama padewakang. Padewakang dipamerkan dengan ukuran skala sesuai besaran aslinya.

Perahu Padewakang setelah dirakit ulang dalam gedung musium La Boveria Liege, Belgia.
Foto : Rara Balasong

Dalam situs europalia.id dijelaskan bahwa sejarah perahu Padewakang kurang dikenal, bahkan oleh masyarakat Indonesia. Padewakang merupakan perahu pendahulu perahu pinisi yang diketahui baru digunakan kurang 150 tahun terakhir, sedangkan padewakang, sudah dikenal sejak 1000 tahun lalu.

Perahu padewakang banyak digunakan oleh pelaut-pelaut Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Mandar) untuk pelayaran jarak jauh. Konon jenis padewakang-lah yang mendominasi armada dagang jarak jauh yang digunakan pelayar-pelayar Nusantara, khususnya dari Makassar dan Mandar dalam perdagangan rempah-rempah. Layar Padewakang memiliki bentuk khas Austronesia seperti yang tergambar pada relief candi Borobudur.

Baca selengkapnya : 

Perahu padewakang yang diboyong ke musium La Boveria Liege Belgia, sebelumnya telah dibangun di Tana Beru Bulukumba selama 2 bulan. Badan kapal sepanjang 12 meter dirakit kembali dalam gedung musium selama 2 minggu oleh 4 orang ahli perahu dari Bulukumba. Properti pendukung seperti layar diproduksi ditanah Mandar. Proyek perahu Padewakang dipimpin dan diarahkan oleh seorang ahli maritim asal Jerman, Horst Liebner. Horst bahkan mengawal Padewakkang ke Liege hingga pengerjaannya rampung dan siap untuk pajangan musium.

Post a Comment

0 Comments